Showing posts with label artikel. Show all posts
Showing posts with label artikel. Show all posts

Wednesday, March 17, 2010

Kisah Pertemuan Rasulullah Dengan Iblis Terkutuk

taken from : http://www.suaramedia.com/sejarah/sejarah-islam/18201-kisah-pertemuan-rasulullah-dengan-iblis-terkutuk.html


Ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW di kediaman seorang sahabat Anshar, tiba-tiba terdengar panggilan seseorang dari luar rumah: “Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk? Sebab kalian akan membutuhkanku.”

Nabi: “Itu Iblis, laknat Allah bersamanya.”

Umar ingin membunuhnya.

Nabi: “Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih baik bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan oleh Allah untuk ini, pahamilah apa yang hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik.”

Ibnu Abbas RA : pintu lalu dibuka, ternyata dia seperti seorang kakek yang cacat satu matanya. Di janggutnya terdapat 7 helai rambut seperti rambut kuda, taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya seperti bibir sapi.

Iblis: “Salam untukmu Muhammad. Salam untukmu para hadirin…”

Rasulullah SAW: “Salam hanya milik Allah SWT, sebagai makhluk terlaknat, apa keperluanmu?”

Iblis: “Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas kemauanku, namun karena terpaksa.”
“Siapa yang memaksamu?”

Seorang malaikat dari utusan Allah telah mendatangiku dan berkata:
“Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil menundukkan diri.beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia. jawabalah dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, andai kau berdusta satu kali saja, maka Allah akan jadikan dirimu debu yang ditiup angin.”

“Oleh karena itu aku sekarang mendatangimu. Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan. Jika aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. Tidak ada sesuatu pun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh.”
Orang Yang Dibenci Iblis

Rasulullah: “Kalau kau benar jujur, siapakah manusia yang paling kau benci?”

Iblis: “Kamu, kamu dan orang sepertimu adalah mahkluk Allah yang paling aku benci.”

“Siapa selanjutnya?”

“Pemuda yang bertakwa yang memberikan dirinya mengabdi kepada Allah SWT.”

“lalu siapa lagi?”

“Orang Aliim dan wara’ (Loyal)”

“Lalu siapa lagi?”

“Orang yang selalu bersuci.”

“Siapa lagi?”

“Seorang fakir yang sabar dan tak pernah mengeluhkan kesulitannnya kepada orang lain.”

“Apa tanda kesabarannya?”

“Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain selama 3 hari, Allah akan memberi pahala orang -orang yang sabar.”

” Selanjutnya apa?”

“Orang kaya yang bersyukur.”

“Apa tanda kesyukurannya?”

“Ia mengambil kekayaannya dari tempatnya, dan mengeluarkannya juga dari tempatnya.”

“Orang seperti apa Abu Bakar menurutmu?”

“Ia tidak pernah menurutiku di masa jahiliyah, apalagi dalam Islam.”

“Umar bin Khattab?”

“Demi Allah setiap berjumpa dengannya aku pasti kabur.”

“Usman bin Affan?”

“Aku malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya.”

“Ali bin Abi Thalib?”

“Aku berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia melepaskanku dan aku melepaskannya. tetapi ia tak akan mau melakukan itu.” (Ali bin Abi Thalib selalu berdzikir terhadap Allah SWT)

Amalan Yang Dapat Menyakiti Iblis

“Apa yang kau rasakan jika melihat seseorang dari umatku yang hendak shalat?”

“Aku merasa panas dingin dan gemetar.”

“Kenapa?”

“Sebab, setiap seorang hamba bersujud 1x kepada Allah, Allah mengangkatnya 1 derajat.”

“Jika seorang umatku berpuasa?”

“Tubuhku terasa terikat hingga ia berbuka.”

“Jika ia berhaji?”

“Aku seperti orang gila.”

“Jika ia membaca al-Quran?”

“Aku merasa meleleh laksana timah diatas api.”

“Jika ia bersedekah?”

“Itu sama saja orang tersebut membelah tubuhku dengan gergaji.”

“Mengapa bisa begitu?”

“Sebab dalam sedekah ada 4 keuntungan baginya. Yaitu keberkahan dalam hartanya, hidupnya disukai, sedekah itu kelak akan menjadi hijab antara dirinya dengan api neraka dan segala macam musibah akan terhalau dari dirinya.”

“Apa yang dapat mematahkan pinggangmu?”

“Suara kuda perang di jalan Allah.”

“Apa yang dapat melelehkan tubuhmu?”

“Taubat orang yang bertaubat.”

“Apa yang dapat membakar hatimu?”

“Istighfar di waktu siang dan malam.”

“Apa yang dapat mencoreng wajahmu?”

“Sedekah yang diam – diam.”

“Apa yang dapat menusuk matamu?”

“Shalat fajar.”

“Apa yang dapat memukul kepalamu?”

“Shalat berjamaah.”

“Apa yang paling mengganggumu?”

“Majelis para ulama.”

“Bagaimana cara makanmu?”

“Dengan tangan kiri dan jariku.”

“Dimanakah kau menaungi anak – anakmu di musim panas?”

“Di bawah kuku manusia.”


Manusia Yang Menjadi Teman Iblis

Nabi: “Siapa temanmu wahai Iblis?”

“Pemakan riba.”

“Siapa sahabatmu?”

“Pezina.”

“Siapa teman tidurmu?”

“Pemabuk.”

“Siapa tamumu?”

“Pencuri.”

“Siapa utusanmu?”

“Tukang sihir.”

“Apa yang membuatmu gembira?”

“Bersumpah dengan cerai.”

“Siapa kekasihmu?”

“Orang yang meninggalkan shalat jumaat”

“Siapa manusia yang paling membahagiakanmu?”

“Orang yang meninggalkan shalatnya dengan sengaja.”

Iblis Tidak Berdaya Di hadapan Orang Yang Ikhlas

Rasulullah SAW lalu bersabda : “Segala puji bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu.”
Iblis segera menimpali:

“Tidak,tidak.. tak akan ada kebahagiaan selama aku hidup hingga hari akhir. Bagaimana kau bisa berbahagia dengan umatmu, sementara aku bisa masuk ke dalam aliran darah mereka dan mereka tak bisa melihatku. Demi yang menciptakan diriku dan memberikanku kesempatan hingga hari akhir, aku akan menyesatkan mereka semua. Baik yang bodoh, atau yang pintar, yang bisa membaca dan tidak bisa membaca, yang durjana dan yang shaleh, kecuali hamba Allah yang ikhlas.”

“Siapa orang yang ikhlas menurutmu?”

“Tidakkah kau tahu wahai Muhammad, bahwa barang siapa yang menyukai emas dan perak, ia bukan orang yang ikhlas. "

"Jika kau lihat seseorang yang tidak menyukai dinar dan dirham, tidak suka pujian dan sanjunang, aku bisa pastikan bahwa ia orang yang ikhlas, maka aku meninggalkannya. "
"Selama seorang hamba masih menyukai harta dan sanjungan dan hatinya selalu terikat dengan kesenangan dunia, ia sangat patuh padaku.”


Iblis Dibantu oleh 70.000 Anak-Anaknya
“Tahukah kamu Muhammad, bahwa aku mempunyai 70.000 anak. Dan setiap anak memiliki 70.000 syaithan.
Sebagian ada yang aku tugaskan untuk mengganggu ulama. Sebagian untuk menggangu anak – anak muda, sebagian untuk menganggu orang -orang tua, sebagian untuk menggangu wanta – wanita tua, sebagian anak -anakku juga aku tugaskan kepada para Zahid.

Aku punya anak yang suka mengencingi telinga manusia sehingga ia tidur pada shalat berjamaah. tanpanya, manusia tidak akan mengantuk pada waktu shalat berjamaah.

Aku punya anak yang suka menaburkan sesuatu di mata orang yang sedang mendengarkan ceramah ulama hingga mereka tertidur dan pahalanya terhapus.

Aku punya anak yang senang berada di lidah manusia, jika seseorang melakukan kebajikan lalu ia beberkan kepada manusia, maka 99% pahalanya akan terhapus.

Pada setiap seorang wanita yang berjalan, anakku dan syaithan duduk di pinggul dan pahanya, lalu menghiasinya agar setiap orang memandanginya.”

Syaithan juga berkata, “keluarkan tanganmu”, lalu ia mengeluarkan tangannya lalu syaithan pun menghiasi kukunya.
“Mereka, anak – anakku selalu meyusup dan berubah dari satu kondisi ke kondisi lainnya, dari satu pintu ke pintu yang lainnya untuk menggoda manusia hingga mereka terhempas dari keikhlasan mereka.
Akhirnya mereka menyembah Allah tanpa ikhlas, namun mereka tidak merasa.
Tahukah kamu, Muhammad? bahwa ada rahib yang telah beribadat kepada Allah selama 70 tahun. Setiap orang sakit yang didoakan olehnya, sembuh seketika. Aku terus menggodanya hingga ia berzina, membunuh dan kufur.”

Cara Iblis Menggoda

“Tahukah kau Muhammad, dusta berasal dari diriku?
Akulah mahluk pertama yang berdusta.
Pendusta adalah sahabatku. barangsiapa bersumpah dengan berdusta, ia kekasihku.
Tahukah kau Muhammad?
Aku bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan nama Allah bahwa aku benar – benar menasihatinya.
Sumpah dusta adalah kegemaranku.
Ghibah (gossip) dan Namimah (Adu domba) kesenanganku.
Kesaksian palsu kegembiraanku.
Orang yang bersumpah untuk menceraikan istrinya ia berada di pinggir dosa walau hanya sekali dan walaupun ia benar. Sebab barang siapa membiasakan dengan kata – kata cerai, isterinya menjadi haram baginya. Kemudian ia akan beranak cucu hingga hari kiamat. jadi semua anak – anak zina dan ia masuk neraka hanya karena satu kalimat, CERAI.

Wahai Muhammad, umatmu ada yang suka mengulur ulur shalat. Setiap ia hendak berdiri untuk shalat, aku bisikan padanya waktu masih lama, kamu masih sibuk, lalu ia manundanya hingga ia melaksanakan shalat di luar waktu, maka shalat itu dipukulkannya kemukanya.
Jika ia berhasil mengalahkanku, aku biarkan ia shalat. Namun aku bisikkan ke telinganya ‘lihat kiri dan kananmu’, iapun menoleh. pada saat iatu aku usap dengan tanganku dan kucium keningnya serta aku katakan ’shalatmu tidak sah’

Bukankah kamu tahu Muhammad, orang yang banyak menoleh dalam shalatnya akan dipukul.
Jika ia shalat sendirian, aku suruh dia untuk bergegas. ia pun shalat seperti ayam yang mematuk beras.
jika ia berhasil mengalahkanku dan ia shalat berjamaah, aku ikat lehernya dengan tali, hingga ia mengangkat kepalanya sebelum imam, atau meletakkannya sebelum imam.
Kamu tahu bahwa melakukan itu batal shalatnya dan wajahnya akan dirubah menjadi wajah keledai.

Jika ia berhasil mengalahkanku, aku tiup hidungnya hingga ia menguap dalam shalat. Jika ia tidak menutup mulutnya ketika menguap, syaithan akan masuk ke dalam dirinya, dan membuatnya menjadi bertambah serakah dan gila dunia.


Dan iapun semakin taat padaku.
Kebahagiaan apa untukmu, sedang aku memerintahkan orang miskin agar meninggalkan shalat. aku katakan padaknya, ‘kamu tidak wajib shalat, shalat hanya wajib untuk orang yang berkecukupan dan sehat. orang sakit dan miskin tidak, jika kehidupanmu telah berubah baru kau shalat.’

Ia pun mati dalam kekafiran. Jika ia mati sambil meninggalkan shalat maka Allah akan menemuinya dalam kemurkaan.
Wahai Muhammad, jika aku berdusta Allah akan menjadikanku debu.
Wahai Muhammad, apakah kau akan bergembira dengan umatmu padahal aku mengeluarkan seperenam mereka dari islam?”

10 Hal Permintaan Iblis kepada Allah SWT

“Berapa hal yang kau pinta dari Tuhanmu?”

“10 macam”

“Apa saja?”

“Aku minta agar Allah membiarkanku berbagi dalam harta dan anak manusia, Allah mengizinkan.”

Allah berfirman,

“Berbagilah dengan manusia dalam harta dan anak. dan janjikanlah mereka, tidaklah janji setan kecuali tipuan.” (QS Al-Isra :64)

“Harta yang tidak dizakatkan, aku makan darinya. Aku juga makan dari makanan haram dan yang bercampur dengan riba, aku juga makan dari makanan yang tidak dibacakan nama Allah.

Aku minta agar Allah membiarkanku ikut bersama dengan orang yang berhubungan dengan istrinya tanpa berlindung dengan Allah, maka setan ikut bersamanya dan anak yang dilahirkan akan sangat patuh kepada syaithan.

Aku minta agar bisa ikut bersama dengan orang yang menaiki kendaraan bukan untuk tujuan yang halal.

Aku minta agar Allah menjadikan kamar mandi sebagai rumahku.

Aku minta agar Allah menjadikan pasar sebagai masjidku.

Aku minta agar Allah menjadikan syair sebagai Quranku.

Aku minta agar Allah menjadikan pemabuk sebagai teman tidurku.

Aku minta agar Allah memberikanku saudara, maka Ia jadikan orang yang membelanjakan hartanya untuk maksiat sebagai saudaraku.”

Allah berfirman,

“Orang -orang boros adalah saudara – saudara syaithan. ” (QS Al-Isra : 27).

“Wahai Muhammad, aku minta agar Allah membuatku bisa melihat manusia sementara mereka tidak bisa melihatku.
Dan aku minta agar Allah memberiku kemampuan untuk mengalir dalam aliran darah manusia.

Allah menjawab, “silahkan”, dan aku bangga dengan hal itu hingga hari kiamat. Sebagian besar manusia bersamaku di hari kiamat.”

Iblis berkata : “Wahai muhammad, aku tak bisa menyesatkan orang sedikitpun, aku hanya bisa membisikan dan menggoda.

Jika aku bisa menyesatkan, tak akan tersisa seorangpun…!!!
Sebagaimana dirimu, kamu tidak bisa memberi hidayah sedikitpun, engkau hanya rasul yang menyampaikan amanah.
Jika kau bisa memberi hidayah, tak akan ada seorang kafir pun di muka bumi ini. Kau hanya bisa menjadi penyebab untuk orang yang telah ditentukan sengsara.

Orang yang bahagia adalah orang yang telah ditulis bahagia sejak di perut ibunya. Dan orang yang sengsara adalah orang yang telah ditulis sengsara semenjak dalam kandungan ibunya.”
Rasulullah SAW lalu membaca ayat :
“Mereka akan terus berselisih kecuali orang yang dirahmati oleh Allah SWT” (QS Hud :118 - 119)
juga membaca,
“Sesungguhnya ketentuan Allah pasti berlaku” (QS Al-Ahzab : 38)
Iblis lalu berkata:

“Wahai Muhammad Rasulullah, takdir telah ditentukan dan pena takdir telah kering. Maha Suci Allah yang menjadikanmu pemimpin para nabi dan rasul, pemimpin penduduk surga, dan yang telah menjadikan aku pemimpin mahluk mahluk celaka dan pemimpin penduduk neraka. aku si celaka yang terusir, ini akhir yang ingin aku sampaikan kepadamu. dan aku tak berbohong.”.

1) Dari Abu Darda' ra, ia berkata :

Rasullullah SAW berdiri melakukan solat kemudian kami mendengarnya mengucapkan : "Aku berlindung kepada Allah darimu", kemudian bersabda :
"Aku laknati kamu dengan laknat Allah" seraya membuka tangannya tiga kali seolah-olah memegang sesuatu. Ketika selesai solat, kami bertanya, wahai Rasulullah kami mendengarmu mengucapkan sesuatu di dalam solat,
kami belum pernah mendengarmu mengucapkannya sebelumnya dan kami melihat kamu membuka tangan?. Nabi SAW menjawab : "Sesungguhnya musuh Allah, iblis, datang membawa obor dari api untuk diletakkan diwajahku, lalu aku mengucapkan "Aku berlindung dari Allah" tiga kali, kemudian aku katakan "Aku melaknatimu dengan laknat Allah yang sempurna" tetapi tidak mundur sampai tiga kali kemudian aku ingin mencuba menangkapnya.
Demi Allah kalau bukan kerana doa saudara kita Sulaiman nescaya dia sudah terikat dijadikan mainan oleh anak-anak penduduk Madinah".


2) Dari Abu At Tayah, ia berkata :

Aku berkata kepada Abdur Rahman bin Khanbasy At Tamimi, ia seorang yang sudah tua : "Engkau pernah berjumpa Rasulullah SAW?." Ia menjawab : "Ya. Aku bertanya : "Bagaimana beliau berbuat pada malam diserang oleh Jin dan Syaitan?". Ia berkata : "Sesungguhnya syaitan mendatangi Rasulullah SAW malam itu dari berbagai lembah dan lorong, diantara mereka adalah syaitan yang membawa obor api di tangannya ingin membakar wajah Rasulullah SAW. Kemudian Jibril turun kepadanya seraya berkata : "Wahai Muhammad, ucapkan". Nabi SAW bertanya : "Apa yang harus aku ucapkan?" Jibril berkata : Ucapkanlah :


"Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan apa yang Dia ciptakan, dari kejahatan apa yang turun dari langit, dari kejahatan yang naik kepadanya, dari kejahatan fitnah siang dan malam, dan dari setiap kejahatan yang datang di malam hari kecuali yang datang dengan membawa kebaikan, wahai Yang Maha Rahman."
Ia berkata : kemudian padam api mereka dan Allah mengalah kan mereka
.

Monday, March 15, 2010

Salman Rushdie dan Permusuhan Barat terhadap Islam

taken from : http://rismandukhan.multiply.com/

imageSalman Rushdie adalah nama yang selalu mengingatkan peristiwa pahit bagi umat Islam sedunia. Tahun 1988, novelis asal berdarah India itu menerbitkan buku "The Satanic Verses" atau Ayat-ayat Setan, yang berisi penghinaan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat serta kitab suci al-Qur'an. Penerbitan buku itu membangkitkan amarah umat Islam sedunia. Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Imam Khomeini mengeluarkan fatwa murtad dan vonis mati atas Salman Rushdie. Satu bulan berikutnya, para menteri luar negeri Organisasi Konferensi Islam (OKI) menggelar sidang dan mendukung fatwa tersebut. Seiring dengan gelombang protes dunia Islam, para penulis muslim menulis puluhan buku untuk menjawab novel tulisan Rushdie.

Di saat umat Islam di seluruh dunia meneriakkan protes, kecaman dan kutukan kepada Salman Rushdie, dunia Barat khususnya Kerajaan Inggris justeru mengumumkan dukungan kepada novelis murtad tersebut.

Dunia Barat bahkan memberikan berbagai hadiah dan penghargaan diberikan kepadanya. Setelah berlalu 18 tahun sejak dijatuhkannya vonis hukuman mati oleh Imam Khomeini kepada Salman Rushdie, kaum muslimin kembali dikejutkan oleh langkah Ratu Elizabeth II yang memberikan gelar kesatriaan atau knighthood kepada Rushdie, dengan alasan perannya dalam mengembangkan kesusasteraan.

Tak syak bahwa apa yang dilakukan pemerintah Inggris itu adalah sebuah kesengajaan dan skenario yang telah dirancang untuk mempermainkan perasaan kaum muslim dan melecehkan Islam. Sebab, para pengamat pakar kesusasteraan menilai tidak ada keistimewaan seni dalam karya-karya Rushdie. Pengalaman selama ini juga menunjukkan bahwa Barat memiliki standar ganda dalam banyak hal seperti kebebasan berpendapat dan berkreasi. Jika dituntut kepentingannya, Barat akan memberikan lampu hijau kepada siapa saja untuk menulis semaunya meski tulisan itu melanggar kode etik dan melukai perasaan satu setengah milyar muslim.

Tak dipungkiri bahwa kebebasan berpendapat adalah salah satu hak yang paling asasi bagi manusia. Akan tetapi tidak ada kebebasan tanpa batas dan aturan. Jika sebuah kebebasan berbenturan dengan kesucian dan meniscayakan pelecehan terhadap nilai-nilai kebenaran, maka tidak ada lagi kebebasan yang harus dipertahankan. Sayangnya, banyak pihak yang dalam hal ini negara-negara adidaya dan Barat, tak segan mengorbankan kesucian dan kebenaran untuk kepentingannya, dengan menggunakan kedok kebebasan berpendapat.

Dukungan dan pembelaan Barat kepada Salman Rushdie dapat dilihat dari sudut pandang ini. Dengan mendukung Salman Rushdie, dunia Barat praktis telah menistakan kesucian agama ilahi dan melecehkan kebebasan itu sendiri. Media massa, para politikus dan pejabat pemerintahan di Barat tak jarang melakukan aksi pelecehan dan penistaan terhadap kesucian Islam, al-Qur'an dan Nabi Muhammad SAW. Ketika aksi tersebut direaksi keras oleh dunia Islam, mereka bersembunyi di balik kedok kebebasan berpendapat.

September 2005, Koran Denmark, Jyllan Posten memuat karikatur penghinaan terhadap Nabi SAW, tindakan yang lantas direaksi luas dan keras oleh umat muslim dunia. Saat belum ada permintaan maaf, berbagai media eletronik dan cetak di sejumlah negara Barat memuat karikatur yang sama dan menambah luka hati kaum muslimin. Rezim-rezim Barat memberikan dukungan kepada aksi media tersebut dengan memberinya label kebebasan berpendapat. Kesamaan karikatur ini dan buku ayat-ayat setan tulisan Salman Rushdie adalah pelecehan tanpa dalil. Padahal Islam adalah agama yang logis. Sementara pelecehan adalah tindakan yang dilakukan oleh mereka yang tidak memiliki argumen.

Penghinaan kepada agama khususnya Islam, biasanya dibarengi dengan penghinaan terhadap para Nabi. Dalam skenario Salman Rushdie dan ayat-ayat setannya, masalah ini nampak dengan jelas. Rushdie memperolok dan mempermainkan keagungan Nabi Muhammad SAW dan mengalamatkan berbagai tuduhan kepada beliau. Penghinaan kepada para Nabi sudah biasa dilakukan oleh para penentang kebenaran dan ajaran ilahi sejak dahulu kala. Karena itu apa yang terjadi di zaman ini adalah kelanjutan dari peristiwa di masa lalu.

Para Nabi adalah poros kebenaran dan spiritual. Karena itu, para musuh Allah berharap dapat menodai dan melemahkan agama yang dibawa para Nabi dengan merusak kesucian insan-insan pilihan Allah ini. Akan tetapi para nabi khususnya Nabi Muhammad SAW adalan wujud suci yang cahayanya tak mungkin redup hanya dengan olok-olok dan penghinaan para musuh Allah. Tak hanya para pengikut agama ilahi, orang-orang yang berpandangan bebas dan jujur akan mengakui para utusan Allah itu sebagai insan-insan yang menjadi kebanggaan sejarah dan pembimbing umat manusia. Mereka mengajarkan kebenaran, kejujuran, keadilan, persaudaraan, dan nilai-nilai kemanusiaan.

Sayangnya, di tengah masyarakat barat, muncul berbagai kelompok yang menutup mata mereka dari fakta tadi. Kemanusiaan dan spiritual diremehkan dan dilecehkan, sementara gerakan anti agama dan spiritualitas didukung dan dibesarkan. Salman Rushdie dijadikan pahlawan dan disemati berbagai penghargaan dan penghormatan, hanya lantaran karya-karyanya yang melecehkan agama.

Pemberian penghargaan dan gelar kehormatan terbaru kepada Rushdie oleh Kerajaan Inggris, setelah hampir dua dekade berlalu sejak ia dijatuhi vonis mati oleh almarhum Imam Khomeini, menunjukkan episode baru atau, mungkin, babak kelanjutan dari permusuhan barat terhadap agama ilahi terutama Islam. Rushdie, figur yang paling dibenci oleh umat Islam sedunia, diberi gelar kebangsawanan 'Sir' oleh Ratu Inggris. Akibatnya, dunia dibakar oleh demo serta gerakan protes dan kutukan. Dengan langkah ini, London harus bersiap-siap menghadapi perlawanan dari dunia Islam.

Di Inggris sendiri, sekitar dua juta warga muslim di negara itu tak mampu menahan rasa sakit hati. Warga muslim Inggris selama ini selalu berusaha hidup secara damai dan menghormati agama-agama yang lain. Namun yang mereka dapat adalah penistaan terhadap agama Islam. Reaksi keras mereka terhadap pemberian gelar kehormatan kepada Salman Rushdie melahirkan gelombang protes di dalam pemerintahan Inggris. Gencarnya protes tersebut memaksa sejumlah menteri di kabinet Tony Blair termasuk Menteri Luar Negeri Inggris dan beberapa anggota parlemen untuk memkritik langkah pemerintah dan Ratu Elizabeth II dalam memberikan gelar ksatria kepada Rushdie, langkah yang hanya menjadikan Inggris sebagai negara paling dibenci oleh umat Islam.

Saat memberikan gelar kehormatan tersebut, pemerintah Inggris memberikan alasan peran Rushdie dalam kesusasteraan dan kebebasan berpendapat yang dianut di Inggris. Namun tak ada satupun yang dapat mempercayai alasan itu. Bahkan tidak sedikit yang menilai sebagai tindakan pelecehan baru Tony Blair terhadap Islam menjelang kepergiannya dari kursi pemerintahan. Sebelum ini, Blair telah ikut membantu invasi dan pendudukan atas Irak, sebuah negeri muslim.

Penganugerahan gelar kehormatan kepada Salman Rushdie yang menghina dunia Islam lewat the Satanic Verses, menunjukkan langkah terprogram Barat dalam memusuhi dan memerangi Islam. Rezim-rezim di Eropa tak mampu menyembunyikan kekecewaan dan kekhawatiran mereka terhadap perkembangan Islam di sana. Mereka beranggapan bahwa dengan mencoreng nama baik Islam dan mengesankan kaum muslimin sebagai orang-orang yang bengis dan tak berperadaban, perkembangan Islam di Eropa dapat ditekan.

Tak diragukan bahwa pesatnya teknologi dan pertukaran informasi lewat media, telah membuka pintu bagi warga Eropa untuk mengenal Islam. Jika pengenalan ini dibiarkan berjalan secara alamiah, tentu warga Eropa akan menerima agama yang suci, logis dan dengan ajarannya yang menawan ini. Karena itu, para penguasa di Eropa berusaha keras untuk membendung perkembangan Islam, yang salah satu caranya adalah dengan merusak citra Islam, sehingga hakikat agama ini tertutupi bagi warga Eropa. Pemberian penghargaan dan berbagai hadiah kepada Salman Rushdie dapat dicermati lewat kacamata ini.

Yang jelas, program yang dijalankan Barat untuk membendung Islam adalah program yang terkoordinasi dengan rapi. Hal ini diungkap dalam oleh Juru Bicara Departemen Luar Negeri Republik Islam Iran Mohammad Ali Hosseini yang mengatakan, "Penganugerahan gelar 'Sir' kepada Salman Rushdie menunjukkan bahwa aksi penistaan dan pelecehan kesucian Islam bukan peristiwa yang terjadi secara kebetulan, tetapi sebuah gerakan yang terprogram dan terorganisasi dengan dukungan negara-negara Barat." (Irib)

"Saya Memilih Islam, Meski Harus Melawan Budaya dan Keluarga"

"Saya Memilih Islam, Meski Harus Melawan Budaya dan Keluarga"

Nama muslimnya Aysha. Muslimah ini berasal dari Hungaria Utara. Pertama kali mendengar tentang Islam ketika ia masih di sekolah menengah saat mata pelajaran sejarah. Sekedar informasi, Hungaria pernah berada dibawah pendudukan Turki selama 150 tahun.

Selanjutnya, Aysha kuliah di universitas jurusan biologi molekular, di mana ia bertemu dengan banyak mahasiswa Muslim dari negara lain. Sejak lama sebenarnya Aysha bertanya-tanya mengapa Muslim selalu bangga dengan kemuslimannya. Aysha sendiri, ketika itu penganut agama Kristen Katolik. Ia cukup taat dengan agamanya, tapi ia masih meragukan dan tidak setuju dengan beberapa bagian dari ajaran agamanya, misalnya; bagaimana bisa Tuhan memiliki anak laki-laki. Ia juga tidak bisa mempercayai konsep Trinitas dalam ajaran Katolik.

Aysha kemudian sering berdiskusi dengan teman-temannya. Suatu ketika ia dan teman-temannya sedang makan malam dan terdengar suara azan. Saalah seorang temannya meminta mereka diam sejenak, tapi Aysha menolak. Meski demikian, Aysha mengaku sangat terkesan temannya itu dan merasakan sesuatu telah menyentuh hatinya.

Pada suatu musim panas, Aysha mengunduh program Al-Quran dari internet. Ia tidak tahu mengapa dan untuk apa ia melakukan hal. Aysha lalu mendengarkan ayat-ayat suci Al-Quran dalam bahasa Arab dan membaca terjemahannya dalam bahasa Inggris. Sejak itu, Aysha banyak berpikir tentang agama Islam dan ia mulai banyak membaca banyak buku tentang Islam.

Setelah dua bulan terus memikirkan agama Islam, Aysha memutuskan untuk masuk Islam. Saya mengucapkan dua kalimat syahadat disaksikan oleh dua sahabat saya, "La ilaha illa Allah, Muhammad rasul Allah".

"Saya memilih Islam, meski harus melawan budaya dan keluarga, terutama ibu saya," kata Aysha.

Bulan Ramadan pun tiba. Aysha membulatkan tekadanya untuk memulai kehidupan barunya sebagai seorang Muslimah bersama bulan suci Ramadan. Dan ia bersyukur karena berhasil melalui bulan Ramadan dengan sukses. Hal yang paling sulit buat Aysha sebagai seorang mualaf adalah saat ia belajar salat, karena ia tinggal di lingkungan non-Muslim dan ia tidak bisa bertanya pada orang-orang di sekelilingnya.

"Saya belajar sendiri bagaimana cara salat dari Internet, karena tidak ada yang menunjukkan pada saya bagaimana melaksanakan salat , bagaimana cara berwudhu, atau apa doa yang diucapkan sebelum melakukan kegiatan itu serta bagaimana etika dan hukum Islam itu," tutur Aysha.

Aysha pernah punya seorang teman pria yang membuatnya patah semangat. Temannya itu mengatakan bahwa Aysha tidak akan pernah bisa memahami Islam, karena Aysha tidak dilahirkan sebagai seorang Muslim. Ketika Aysha mengatakan bahwa ia ingin berpuasa pada bulan Ramadan, temannya itu mengatakan bahwa puasa bulan Ramadan bukan hanya menahan lapar. Waktu itu Aysha baru satu bulan menjadi seorang muslim.

"Saat itu saya ketakutan, bagaimana jika saya tidak pernah belajar menunaikan salat dalam bahasa Arab? Bagaimana jika saya tidak melakukannya dengan cara yang benar? Dan saya tidak punya jilbab atau sajadah untuk salat. Tak yang membantu saya, sehingga saya begitu ketakutan," ungkap Aysha.

"Tapi ketika saya mulai salat, saya berpikir Allah pasti sedang tersenyum melihat saya sekarang. Karena saya menuliskan bacaan-bacaan salat di selembar kertas di atas kertas, beserta instruksinya. Saya memegang kertas itu di tangan kanan dan membacanya dengan keras. Kemudian sujud dan membacanya lagi dan begitu seterusnya. Saya yakin saya terlihat sangat lucu. Tapi kemudian saya berhasil menghafal bacaan-bacaan salat dalam bahasa Arab begitu," cerita Aysha.

Aysha lalu membuka akun di Facebook. Di situs jejaring sosial itu, Aysha mendapat banyak teman baru dan banyak saudara sesama muslimah. Dari sahabat-sahabatnya di internet, Aysha mendapatkan banyak perhatian dan dukungan. Seorang laki-laki muslim melamarnya, dari lelaki itu Aysha mendapatkan jilbab pertamanya, sajadah dan buku-buku Islam. Ia juga mendapatkan Al-Quran pertamanya dalam bahasa Arab yang dikirim dari Yordania karena ia sulit mendapatkan Al-Quran di Hungaria. Sekarang, sudah lebih dari setahun Aysha memakai jilbab.

Aysha mengalami periode yang sangat buruk dengan ibunya. Ibu Aysha selalu mengatakan bahwa Aysha akan menjadi teroris, bahwa Aysha akan meninggalkan ibunya seperti Aysha meninggalkan agama Katolik yang dianutnya dan bahwa Aysha juga akan meninggalkan Hungaria, negara kelahirannya.Ibu Aysha menaruh semua makanan yang mengandung daging babi di dalam lemari es dan tentu saja Aysha menolak untuk memakannya. Hal seperti itu kadang memicu pertengkaran besar antara Aysha dan ibunya.

"Ibu tidak senang melihat saya salat dan berjilbab. Saya selalu salat di dalam kamar agar ibu tidak melihat aku salat dan mengenakan jilbab. Ibu selalu berkata,'Aku melahirkan seorang anak Kristen, bukan seorang Muslim yang berjilbab'," kisah Aysha menirukan ucapan ibunya.

"Jadi, kami punya masalah serius, tapi saya tidak pernah kasar pada Ibu. Alhamdulilah, ibu sudah tenang sekarang dan tampaknya ia menerima keislaman saya. Saya benar-benar bersyukur kepada Allah untuk itu. Sekarang saya keluar rumah dengan berjilbab, dan ibu tidak mengatakan apa-apa," ungkap Aysha.

Hubungan Aysha dengan sang ayah, yang sejak lama dingin dan tidak saling bertegur sapa, juga membaik setelah Aysha memeluk Islam. Aysha mencoba membuka kembali komunikasi dengan ayahnya, dan kini ayah Aysha mulai mengunjunginya secara teratur.

"Ya, hidup saya adalah ujian besar tapi saya bersyukur pada Tuhan karena memiliki kesabaran dan harapan. Pada hari kiamat saya akan sangat bersyukur atas semua itu. Jadi aku berusaha untuk menjadi lebih baik dan lebih baik, dan belajar lebih banyak dan lebih banyak untuk memahami agama saya," ujar Aysha.

Ia melanjutkan, "Saya percaya semuanya sudah ditakdirkan, jadi apa pun yang Allah katakan akan terjadi kepada saya, tidak bisa berubah, tapi saya dapat memilih untuk menjalani hidup dengan baik."

"Saya sedang membantu sesama di Debrecen. Saya membuat proyek mengumpulkan pakaian bekas untuk kamp pengungsi.. Ada banyak Muslim di sana yang tidak punya rumah karena perang. Jadi kami mengumpulkan pakaian, kami pergi ke sana dan saya membuatkan roti Pakistan untuk anak-anak dan perempuan, mereka sangat bahagia dan sangat menyenangkan bisa bertemu mereka," papar Aysha.

Ia juga mencoba memberikan bimbingan pada para pengungsi yang ingin masuk Islam atau baru saja masuk Islam. Di kamp pengungsi Aysha bertemu dengan dua muslimah Hungaria yang baru masuk Islam. Pada mereka, Aysha memberikan buku-buku, sajadah dan Al-Quran. "Alhamdulillah. Kami salat bersama dan mereka benar-benar bahagia," kata Aysha haru.

Aysha menyatakan bahwa ia selalu berusaha memberikan kesan bahwa umat Islam adalah umat yang ramah dan memiliki hati yang penuh kasih sayang. Dulu, Aisyah akan bersuara keras jika ada seseorang melontarkan pernyataan yang membuatnya merasa terganggu. Tapi sekarang, Aysha selalu memberikan contoh yang baik sebagai seorang muslimah, kemanapun ia pergi. Aysha, meski baru masuk Islam satu setengah tahun yang lalu, kini sudah menunaikan salat lima waktu dengan rutin, banyak membaca buku Islam dan Al-Quran, berusaha mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah dan sekarang sedang belajar bahasa Arab. (ln/iol)

Saturday, December 12, 2009

Everyone is responsible for putting an end to the sufferings of Muslim

kindly taken from : www.servingislam.com

In order to see why serving Islam and the dissemination of Islamic values among people is a matter of such urgency, it will be sufficient to spend a few minutes thinking about the Muslims of the world.

When we look at the peoples of the world and the Muslims living all over it, the importance of Muslims' living by these moral values to the utmost of their abilities can clearly be seen. Just about every day, in newspapers and on the television, we witness the chaos caused by the failure to live by the moral values of the Qur'an, and see the lives of people who face almost unbearable difficulties on account of the cruelties inflicted on them. From Palestine, Indonesia, East Turkestan, Chechnya or anywhere else in the world, images of people made homeless for a tiny plot of land and beaten before the eyes of their children, and of children seeking to defend themselves with stones in their hands, are familiar to us all.

Wars and civil conflict are still going on all over the world. In these, in Bosnia-Herzegovina, Kosovo, Algeria, Tunisia, Eritrea, Egypt, Afghanistan, Kashmir, Ruanda, East Turkestan, Chechnya, Vietnam, Thailand, the Philippines, Myanmar or Sudan, hundreds of thousands of unarmed people have lost their lives, women have been raped or tortured. Millions have been forced from their homes, crippled or lost their loved ones. Innocent children have been shot, babies slaughtered in their cradles and people crippled by landmines as they sought to flee. People have been subjected to a never-before-seen savagery, oppressed, and forced to struggle to stay alive in inhuman slave camps. Such oppression is still going on in many parts of the world. Women and children are still being oppressed and brutalized. Muslim territories are one by one losing their independence, and Muslims are waiting for help from people of good conscience, but are unable to make their own voices heard. The importance of this matter becomes clearer when one has a brief look at just some of the few things going on in countries where Muslims are oppressed.

People and innocent babies oppressed and tortured to death, people unable to afford even a crust of bread, people sleeping in canvass tents in freezing temperatures, people unable to afford medical treatment or forced to wait for hours or even days in hospital queues despite being old and weak, people slaughtered for being members of a particular ethnic group or tribe, women, children and old people thrown out of their homes and lands because of their religion, unbelievable waste on the one hand and people dying from hunger and neglect on the other, tiny, defenseless children, too young to take care of themselves, thrown onto the streets, children unable to play or go to school but who have to work or beg in order to keep their families, people constantly living with the fear of being killed by their enemies…

Everybody is aware of the existence of such people. One can see images of such unfortunates every day in newspapers and on the television. Many of us see the difficulties these people face and sympathize with them. Yet when the subject changes or we switch channels or turn over the page of the paper we are reading, we forget about such people's existence. Most people do not think that an effort has to be made to free these people from their predicaments. They put the responsibility onto other shoulders by saying "It is not up to me to save those people when there are so many more rich and powerful people in the world."

The fact is, however, that wealth and power alone are not enough to make the world a place of well-being in which everyone can live together in justice, peace, security and plenty. Although there are a great many wealthy and developed countries, people are still starving in Ethiopia for instance. The fact that people still have nothing to eat despite the existence of so many advanced technologies and rich worldwide resources is one of the clearest indications that wealth and power are not sufficient on their own.

In order for wealth and power to be used for the benefit of these needy people, others must first be people of good conscience. The only way of doing that is having faith. Only people of faith constantly employ their consciences when acting.

In conclusion, there is only one solution to the injustice, chaos, terror, slaughter, starvation, poverty and oppression in the world: The Moral Values of the Qur'an.

Looking in general terms at the problems facing the world, it can be seen that they all stem from lack of reason, and such emotions as hatred, enmity, self-interest, selfishness, apathy and lack of compassion. The only way of resolving these is by means of love, affection, compassion, sympathy, the desire to serve others for no reward, sensitivity, devotion, friendship, tolerance, common sense and reason. Such characteristics are only to be found in people who live totally in accordance with the moral values of the Qur'an. In His verses, Allah reveals how the Qur'an leads people out of the darkness and into the light:

... A Light has come to you from Allah and a Clear Book. By it, Allah guides those who follow what pleases Him to the ways of Peace. He will bring them from the darkness to the light by His permission, and guide them to a straight path. (Qur'an, 5: 15-16)

In another verse Allah reveals that everything on Earth will collapse when people fail to live by the Qur'an:

If the truth were to follow their whims and desires, the heavens and the earth and everyone in them would have been brought to ruin. No indeed! We have given them their Reminder, but they have turned away from it. (Qur'an, 23: 71)

At this very moment, even as you read these words, millions of people are either being oppressed or trying to stay alive in the face of cold or hunger. Or they may be being torn away from their homes, families and children and exiled from their lands. People of good conscience must therefore consider these things and behave as sensitively as if all this suffering, these tragedies and difficulties, affected them and their own loved ones. They must look for ways of being of material and psychological assistance to those seeking help. People who believe in Allah, who possess conscience and common sense, are commanded to assume this responsibility in a verse of the Qur'an:

What reason could you have for not fighting in the Way of Allah-for those men, women and children who are oppressed and say, "Our Lord, take us out of this city whose inhabitants are wrongdoers! Give us a protector from You! Give us a helper from You!"? (Qur'an, 4: 75)

The question of how this service is to be given is made clear by considering the verses of the Qur'an. In order for the moral values of the Qur'an to overcome irreligion, the most important thing that needs to be done is for Muslims to wage a struggle on the intellectual level. The purpose behind our building this website is to guide Muslims towards doing this. That is because the only salvation for the needy, the hopeless, the abandoned and the defenseless is for the moral values of the Qur'an to be disseminated and adopted all over the world. Describing the moral values of the Qur'an and communicating the message of the religion is a most important and urgent responsibility of every Muslim.

Those who fail to listen to their consciences, who are insensitive towards and uncaring of orphans, the poor and the innocent, those who spend the blessings given to them in the life of this world on empty things, those who are unmoved by the oppression of women, children and the elderly, who tolerate the spread of all forms of immorality and wickedness and who encourage that perspective in others, will all be held to account in the hereafter:

Have you seen him who denies the religion? He is the one who harshly rebuffs the orphan and does not urge the feeding of the poor. So woe to those who perform prayer, and are forgetful of their prayer, those who show off and deny help to others. (Qur'an, 107: 1-7)

Friday, December 11, 2009

Guard your Salah

kindly taken from : www.muslimways.com


And fear your lord Allah swt only
Bow your forehead
Five times a day
Regardless of where you are
And who your with

It’s easy when I’m at home
Or with the right company
We lay the mats down
And pray in congregation

Sometimes in the Masjid
Behind the Iman
It feels so exhilarating
As we all worship our lord in unison

It’s hard when I’m out and about
Finding a place to do wudu and pray
I have doubts
About my Iman and taqwah
Making excuses
Don’t know which way is the Qiblah
Or if I am clean
As I leave my salah
And pray qazzaa later

At college
I’m the only Muslim in my class
Amongst the non-Muslim masses
Who think I’m weird
As I disappear
And come back glowing

My shoes are wet
And so are my trousers
Some think I wet myself
And laugh in jest

When I have doubts
I always ask
‘What would Muhammed saw do?’
And find the motivation
To fulfil my obligation

It’s hard to guard
My salah
As I deviate
And forget
Amongst the wrong company
And trying to avoid scrutiny

Always acting like a criminal
Using the loo for the disabled
Doing wudu in a tiny sink
And enduring the stares when I come out

It’s difficult finding a room
And sometimes people come in
And my heart goes boom
I concentrate harder
Just to finish my salah

But I guard my salah
Because I believe in the one true god
Who watches over all of us
And will reward the obedient
Especially those who sacrifice
And go against the societal flow
Abiding by the commands of Allah swt only

Thursday, December 10, 2009

Masjid Islamic Center Washington DC Tempat Menimba Ilmu Islam

kindly taken from : www.eramuslim.com

Kamis, 10/12/2009 16:01 WIB
Cetak | Kirim

Islamic Center, masjid tertua di Washington DC, tidak hanya merupakan tujuan favorit penduduk Muslim AS untuk dikunjungi, tetapi juga banyak non-Muslim yang berkunjung kesana untuk mencari dan menimba ilmu pengetahuan tentang Islam.

"Kami mencoba untuk menyebarkan pengetahuan tentang Islam sebagaimana Al Quran mengajarkan kepada kita, melalui kebijaksanaan dan bimbingan yang baik," Imam Abdullah M. Khouj, Direktur Pusat Islamic Center - mengatakan kepada Islam Online.net dalam sebuah wawancara di kantornya.

Masjid yang bersejarah, terletak di jantung kota Washington di Massachusetts Avenue, adalah merupakan tujuan bagi non-Muslim dari Amerika dan luar Amerika yang datang untuk bergabung dalam sebuah tur populer.

"Setiap hari kita menerima 100-600 tamu," kata Imam Khouj.

Beberapa tur dilakukan bagi para pejabat Departemen Luar Negeri yang akan berdinas di dunia Islam atau para pelajar yang akan belajar di negara-negara Muslim.

"Mereka datang ke Islamic Center dan kami memberikan ceramah serta seminar mengenai situasi di Timur Tengah dan apa yang diharapkan dan bagaimana berperilaku di sebuah negara Islam," jelas imam Khouj.

Islamic Center merupakan masjid tertua di wilayah Metropolitan Washington. "Masjid ini dibangun pada tahun 1947, dan dibuka untuk umum pada tahun 1952," kata imam Khouj. Ketika dibuka, masjid ini menjadi tempat ibadah terbesar bagi umat Islam di Belahan Barat.

Khouj mengatakan gagasan membangun masjid pertama kali lahir pada tahun 1944, saat itu tidak ada satu masjid di ibukota AS. "Ini adalah upaya bersama umat Islam di sini dan duta besar negara-negara Islam," ia menjelaskan.

"Duta besar Turki pada waktu itu membahas kemungkinan Amerika khususnya kota Washington DC memiliki tempat bagi umat muslim untuk mempraktekkan agama mereka di AS, dan hal inilah yang menjadikan bagaimana masjid tersebut bisa eksis." Islamic Center ini dikelola oleh dewan direksi yang terdiri dari semua duta besar dari negara-negara Islam yang terakreditasi ke Amerika Serikat.

Selama tur, para pejabat masjid juga memberikan informasi tentang Islam, ajaran-ajarannya dan Nabi Muhammad SAW dan menjawab pertanyaan dari pengunjung yang masih penasaran soal Islam.

"Banyak yang bertanya tentang status Yesus Kristus dalam Islam, dan saya menjawab mereka bahwa Anda tidak bisa menjadi seorang Muslim sejati jika Anda tidak percaya pada Yesus," kata Abbassie Koroma, koordinator kelompok yang berkunjung ke Islamic Center.

"Yang lain bertanya kepada saya bahwa jika Islam adalah toleran dan damai lalu mengapa ada begitu banyak umat Islam yang menjadi teroris. Saya menjawab bahwa Islam tidak ada hubungannya dengan perbuatan yang salah yang dilakukan oleh individunya."

Koroma berbicara setelah menyelesaikan tur untuk sebuah kelompok dari sekolah minggu Kristen yang mendengarkan dengan penuh perhatian ketika ia berbicara tentang lima rukun Islam dan apa yang dimaksudkan menjadi seorang Muslim.

"Kami datang karena saya ingin para mahasiswa memahami tentang Muslim, agama mereka," Tom Clumet, dari Sekolah Minggu, mengatakan kepada IOL.

Dean salah satu siswa, bergabung dengan tur tersebut karena sahabatnya adalah seorang Muslim dan ia ingin tahu lebih banyak tentang agama sahabatnya itu. "Saya mendapatkan informasi yang sangat membantu saya. Saya merasa mengenal Islam lebih baik sekarang." Islamic Center juga kedatangan tokoh-tokoh penting selama beberapa tahun ini, termasuk beberapa presiden dari berbagai negara.

Islamic Center adalah masjid yang kemudian dipilih oleh Presiden George W. Bush pada 17 September 2001, hanya beberapa hari setelah 9 / 11 serangan, untuk berbicara kepada warga Amerika tentang Islam. Islamic Center, masjid tertua di wilayah Metropolitan Washington, menawarkan berbagai pelayanan kepada komunitas Muslim lokal.

Seperti masjid-masjid di seluruh AS, Islamic Center menawarkan berbagai layanan kepada komunitas Muslim lokal. "Tempat ini adalah pusat untuk setiap muslim di daerah sini," kata Khouj direktur Islamic Center. "Kami berusaha untuk menjadi sebuah tempat pendidikan, budaya dan pusat sosial selain menjadi tempat keagamaan."

Masjid ini juga berisi perpustakaan besar dengan segala macam buku tentang Islam, dan memiliki kelas-kelas untuk pelajaran Bahasa Arab, Al-Qur'an, hukum Islam dan mata pelajaran lain yang terkait agama Islam. "Sayangnya, ruang di Islamic Center tidak memungkinkan kita untuk membangun sekolah di sini, tapi kami berhasil mengatur kelas Sabtu dan Minggu untuk enam kelas."

Masjid ini juga terlibat dalam kehidupan sosial masyarakat dan mencoba memecahkan sebagian dari masalah mereka. "Kami melakukan konseling perkawinan, kami membantu orang memahami prosedur pemakaman dan penguburan, kami mencoba untuk membantu orang-orang yang belum menikah untuk menikah," kata imam Khouj.

"Kami membeli sebuah kuburan besar dan tersedia bagi umat Islam untuk menguburkan orang yang meninggal secara gratis, karena biaya pemakaman di sini di Amerika Serikat adalah sangat mahal."

Tetapi layanan Islamic Center yang paling membanggakan adalah program da`wah. "Kami memiliki sejumlah besar orang yang masuk Islam di sini setiap bulan," kata imam Khouj. "Kami membuat suatu seminar bagi para mualaf, untuk terlibat dalam agama baru mereka, sehingga mereka memahami dan memiliki visi yang jelas, bukan hanya mengikuti metode-metode tertentu."

Direktur Islamic Center juga menegaskan bahwa penjangkauan mereka melampaui bangunan masjid. "Kami memiliki peserta untuk membantu kami mengirimkan paket buku ke lembaga-lembaga di seluruh AS, khususnya di penjara-penjara di mana orang ingin tahu tentang Islam," katanya.

"Dan kami menerima surat dari pejabat di beberapa penjara yang berterima kasih kepada kami karena setelah menerima Islam para tahanan terdapat perubahan perilaku mereka dan mereka menjadi manusia yang lebih baik. Khouj percaya dengan membantu untuk menyebarkan pesan-pesan Islam adalah peran utama untuk setiap masjid. "Kami mengirim banyak orang ke sekolah, organisasi dan penjara untuk memberikan kuliah tentang Islam.

"Kami berusaha sekuat tenaga untuk berpegang teguh terhadap ajaran agama kami dan menjadi representasi Islam sebagaimana harusnya."

****************************************************************************

berkongsi :

melihat kepada berita tersebut, hati bagai berbunga-bunga melihat ramai yang berminat mendalami islam, dan bukannya melihat islam dengan secara kasar di muka televisyen.

tetapi apabila membataskan penglihatan kedunia realiti di tanah air sendiri, adakah muslim yang mahu mendalami islam mereka?untuk mendalami iman mereka?

adakah majlis yang sudi mengajar non-muslim dengan besar hati?

"tegakkanlah islam di dalam dirimu, nescaya islam akan tertegak ditanah airmu"

harap ini bukan hanya sekadar berita yang disampaikan, tetapi berita sebagai iktibar dalam membersihkan hati, melihat perspektif islam dari jendela islam.


Zionis Rancang UU Melarang Azan Shubuh di Al-Aqsha

Jumat, 04/12/2009 12:27 WIB Cetak | Kirim | RSS

Rabu yang lalu (02/12), situs Mufakkirah Al-Islam melansir bahwa Pejabat dari partai Kadima di Knesset merancang sebuah undang-undang melarang azan Shubuh di Masjid Al-Aqsha dan masjid-masjid lainya di Al-Quds.

Partai Kadima yang dipimpin oleh mantan Menlu Israel Tzivi Livni menyebutkan, Jaksa Aryeh Bibi adalah orang yang akan menyusun Rancangan Undang-undang (RUU) baru tersebut.

Azan Menganggu Orang Yahudi

Aryeh Bibi mengatakan bahwa ia telah menerima ratusan aspirasi dan tuntutan—baik tertulis maupun lisan—dari ribuan orang Yahudi untuk melarang azan Shubuh.

Bibi mengatakan, "Apabila umat Islam memaksa orang lain untuk mendengarkan azan, maka mereka harus mencari solusi lain agar telinga orang non-Muslim tidak mendengarkannya."

Bibi membenarkan adanya RUU pelarangan azan Shubuh. Ia juga menegaskan bahwa masalah ini adalah masalah global di setiap negara di mana umat Islam tinggal bersama dengan komunitas lain. Seperti Swiss yang melarang membangun menara masjid, merupakan bukti adanya pelarangan azan secara tidak langsung. (Sn/imo)

Monday, December 7, 2009

Pemerintah China Larang Muslim Uighur untuk Sholat di Masjid


kindly taken from : www.eramuslim.com


Jumat, 10/07/2009 08:08 WIB

Kekejaman dan diskriminasi yang dilakukan oleh rejim pemerintahan China terus berlanjut, setelah beberapa waktu kemarin banyak warga Muslim etnis Uighur yang tewas akibat bentrokan dengan etnis Han, pemerintah juga melakukan pelarangan bagi warga etnis Muslim Uighur untuk sholat di dalam masjid sampai batas waktu yang tidak ditentukan.



"Masyarakat datang ke masjid untuk sholat namun semuanya harus kembali pulang dan melakukan sholat dirumah saja. Terima kasih atas kerja samanya," kata seorang penjaga yang menjaga di depan pintu masjid Qinghai di distrik Tianshan.

Umat Islam berkumpul untuk sholat di masjid namun harus kecewa, bahkan marah, jika mereka tidak diijinkan untuk melakukannya di dalam masjid.



"Kami masih tidak tahu apakah besok kami masih dapat masuk ke masjid untuk sholat," kata Bai Ping seorang etnis Han yang telah masuk Islam.

Pelarangan itu datang setelah pemerintah polisi China menahan 1434 etnis muslim Uighur dua hari setelah terbunuhnya 156 demonstran dan melukai lebih dari 1000 orang sejak etnis Muslim Uighur memulai demonstrasi di pusat kota Urumqi.

Serangan terhadap pekerja etnis Uighur di sebuah asrama dari pabrik mainan di China selatan provinsi Guandong oleh etnis Han, menewaskan dua orang dan melukai 118 orang sehingga menimbulkan aksi massa.

Belum ada kejelasan apakah masjid juga akan ditutup pada hari Jumat ini di Urumqi, sewaktu akan pelaksanaan sholat Jumat.

Hukuman Mati

Pada hari Kamis kemarin, ribuan pasukan pemerintah China melakukan penjagaan di jalan-jalan yang ada di kota Urumqi, ibu kota dari Turkistan Timur.


Helikopter terbang berkeliling beberapa meter dari atas atas-atap rumah penduduk sambil menyebarkan liflet propaganda, mendesak supaya kedua etnis yang berseteru untuk bersatu. Sementara itu pasukan keamanan dengan bersenjata lengkap dan tameng juga ikut berjaga di dalam truk-truk tentara.

Pemerintah rejim komunis China mengganti nama wilayah tersebut menjadi 'Xinjiang' pada tahun 1955, dan secara resmi menyebut wilayat itu dengan nama 'wilayah otonomi Uighur Xinjiang'.



Presiden China Hu Jintao, yang sedang mengikuti acara pertemuan G8 di Italia, mengatakan bahwa menjaga stabilitas sosial keamanan di daerah yang kaya-energi tersebut adalah "tugas paling mendesak," seperti dilaporkan stasiun televisi negara pada Kamis kemarin.

Li Zhi pimpinan dari partai Komunis China di Urumqi mengatakan bahwa dia akan menghukum mati bagai para perusuh yang melakukan pembunuhan di kota yang terbagi menjadi dua, etnis Uighur dan Han."(fq/wb)

Thursday, June 25, 2009

MENANGANI KEJEMUAN DALAM DAKWAH

taken from: http://zuridanmdaud.blogspot.com

Pendahuluan
Manusia diciptakan Allah Taala dengan pelbagai sifat dan tingkahlaku yang menunjukkan betapa berhajatnya mereka kepada bantuan dan pertolongan. Sifat-sifat seperti resah gelisah, takut, kecewa, bosan, malas dan sebagainya adalah gambaran kelemahan diri manusia itu sendiri yang diciptakan sebagai hamba Allah. Kelemahan dan sifat serba kekurangan ini boleh mendedahkan manusia kepada keadaan murung dan berputus asa yang akhirnya akan membawa mereka kepada hilang pergantungan dengan rahmat Allah Taala. Sabda Rasulullah s.a.w:
إن لكل عمل شِرَّة، ولكل شِرَّة فترة
Maknanya: “Sesungguhnya bagi setiap amalan ada masa bersungguh(cergasa) dan setiap kecergasan ada masa jemu...”. Hadis riwayat Ahmad, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al-Tirmizi.

Suasana persekitaran, pergaulan, kejahilan, kecintaan kepada dunia dan tiadanya murabbi adalah antara faktor kemurungan dan kebosanan dalam melaksanakan perintah Allah Taala. Ia samada berkaitan dengan ibadah mahupun dalam kerja-kerja dakwah. Keadaan ini adalah perlu diberikan perhatian kerana bimbang ia akan menjadikan seseorang itu hilang rasa nikmat beribadah dan berjuang di jalan Allah. Kertas kerja ini akan memberikan fokus perbincangan kepada kebosanan di dalam amal Islami yang sering melanda amilin dalam dakwah yang akhirnya menjejaskan gagasan yang telah digariskan di dalam perjuangan.

Definisi ’Al-futur’.
Menurut Mukhtar Al-Sihhah, Al-Futur itu bererti lemah, tumpul. Manakala Al-Raghib Al-Asfahani di dalam Mufaradat Al-Quran menyatakan bahawa erti Al-Futur ialah diam selepas bergerak cergas, lembut selepas keras dan lemah selepas kuat.

Ibnu Hajar rahimahullah berkata bahawa Al-futur ialah:

" الملال استثقال الشيء، ونفور الناس عنه بعد محبته، وهو داء يصيب بعض العباد والدعاة وطلاب العلم، فيضعف المرء ويتراخى ويكسل، وقد ينقطع بعد جد وهمة ونشاط. وفي القرآن الكريم قال الله تعالى مثنيا على الملائكة: [ يسبحون الليل والنهار لا يفترون ]
Maksudnya:Bosan, berat untuk melakukan sesuatu dan orang lari darinya selepas awalnya suka kepadanya. Ia adalah penyakit yang menimpa sebahagian hamba, para daie dan penuntut ilmu. Seseorang itu akan jadi lemah, bertangguh dan malas. Seterusnya meninggalkan dari melakukan sesuatu selepas awalnya ia bersungguh dan cergas. Di dalam Al-Quran Allah Taala memuji para MalaikatNya dengan berfirman: (( Mereka (para Malaikat) bertasbih malam dan siang tanpa jemu )).

Sebab-sebab Al-Futur dalam Dakwah.
Bagi seseorang yang terlibat dengan gerakan dakwah ia tidak boleh lari dari sifat sebagai manusia biasa yang terdedah kepada kebosanan dan kejemuan dalam dakwah. Bahkan para sahabatpun ada yang bertanya kepada Rasulullah s.a.w bilakah kemenangan akan tiba kerana sudah bosan dengan tentangan hebat dari golongan musyrikin. Dalam dakwah kebosanan berlaku samada akibat dari kelewatan mendapat kemenangan atau berpunca dari terjadi berbagai ujian yang berat kepada pejuang Islam. Allah Taala berfirman dalam surah Al-Taubah ayat 42:
Yang Maksudnya: Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperolehi dan perjalanan yang tidak seberapa jauh, pastilah mereka mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu amat jauh terasa oleh mereka. mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah: "Jikalau kami sanggup tentulah kami berangkat bersama-samamu." Mereka membinasakan diri mereka sendiri dan Allah mengetahui bahawa sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta”.

Kebosanan dan kejemuan dalam dakwah adalah berpunca dari dua faktor utama iaitu faktor-faktor dalaman dan faktor-faktor luaran:

A. Faktor-faktor dalaman
1) Kejahilan yang menimbulkan keraguan kepada kesahihan tanzim.
2) Lemah amal ibadah.
3) Kurang mengamalkan sunnah dalam kehidupan harian.
4) Berlumba memperolehi populariti dalam dakwah.
5) Tidak berdisiplin dan kerja tidak tersusun.
6) Sentiasa berburuk sangka sesama ikhwah.
7) Tidak menghadiri tarbiah.
8) Tidak menghadiri aktiviti jamaah.
9) Tidak bersederhana/melakukan sesuatu secara melampau.
10) Tiadanya aktiviti Istirahah Al-Nafs.

B. Faktor-Faktor Luaran.
1) Jamaah tidak memberikan peningkatan kepada diri.
2) Ikhwah dalam jamaah tidak bersifat terbuka.
3) Tanzim yang bercelaru.
4) Aktiviti yang membosankan.
5) Kepimpinan yang tidak memberikan contoh yang baik.
6) Perpecahan dalam jamaah.
7) Serangan bertubi-tubi dari musuh.
8) Kemewahan hidup yang menamkan rasa selesa dengan apa yang ada.
9) Pengaruh wanita.
10) Pengaruh keluarga dan anak-anak.
11) Tekanan di tempat kerja.
12) Kekalahan dalam peperangan dengan musuh.

Faktor-faktor di atas adalah penyebab kepada timbulnya Al-Futur di dalam diri pejuang-pejuang Islam. Sebagai contoh ialah kekalahan, ia boleh menyebabkan hilang keyakinan untuk meneruskan perjuangan seperti berlaku di dalam perang Uhud. Apabila umat Islam ditimpa kekalahan, ramai yang mula kecewa, hilang keyakinan dan rasa bimbang dengan masadepan Islam. Lalu Allah Taala menjelaskan sendiri mengapakah kekalahan berlaku dengan firmanNya:
Yang maksudnya: Dan Mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu Telah menimpakan kekalahan dua kali ganda kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar), kamu berkata: "Darimana datangnya (kekalahan) ini?" Katakanlah: "Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri". Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Dan apa yang menimpa kamu pada hari bertemunya dua pasukan, Maka (kekalahan) itu adalah dengan izin (takdir) Allah, dan agar Allah mengetahui siapa orang-orang yang beriman. Surah Ali-Imran : 165-166.
Dengan turunnya ayat di atas barulah para sedar bahawa kekalahan yang berlaku adalah berpunca dari kelakaun mereka sendiri yang tidak menuruti arahan Rasulullah s.a.w. Lantas selepas daripada itu mereka tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama dan akhirnya Allah Taala kurniakan kemenangan dengan pembukaan Kota Mekah yang berlaku secara aman.

Penyelesaian.
Bagi menyelesaikan dan merawat penyakit Al-Futur yang menimpa ahli jamaah Islam maka terdapat beberapa tip yang boleh dijadikan sebagai panduan iaitu:

1) Membaca Al-Quran yang mengisahkan kesusahan perjuangan Anbiya.
2) Membaca Sirah Rasulullah s.a.w.
3) Membaca sejarah pejuang Islam masa silam.
4) Solat berjamaah.
5) Tingkatkan amalan sunat.
6) Hidupkan sunnah dalam kehidupan.
7) Meninggalkan amalan makruh.
8) Kurangkan menonton TV.
9) Selalu bersama solihin.
10) Hadiri majlis ilmu.
11) Selalu berhubung dengan ahli jamaah.
12) Amalkan pengurusan diri dan berdisiplin.
13) Menjaga masa.
14) Kreatif mempelbagaikan aktiviti jamaah.
15) Mengamalkan kesatuan fikrah dan kesatuan amal.
16) Libatkan semua peringkat ahli jamaah Islam dengan tarbiah.

Kesimpulan.
Para Qiadah dalam jamaah Islam seharusnya bersifat peka terhadap perkembangan di kalangan ahli-ahli jamaah Islam yang mempunyai tingkah laku dan kecenderungan yang pelbagai. Kebijaksanaan qiadah amat perlu bagi memastikan faktor-faktor yang membawa kepada Al-futur dalam dakwah dapat ditangani dengan sebaiknya agar intima di dalam jamaah bukan sahaja kerana kebenaran yang dibawa tetapi kerana keseronokan bersama-sama memperjuangkan Islam. Qiadah yang tidak sensitif dengan perkara-perkara seumpama ini akan membawa kepada kecenderungan ahli jamaah meninggalkan perjuangan Islam.

Monday, May 4, 2009

IMAM HASSAN AL BANNA MENGENAI AL-AWLAWIYAT




Imam Syahid Hasan al-Banna, memberi perhatian yang sangat besar terhadap upaya meluruskan pemahaman Islam, ummat Islam dan mengembalikan hal-hal yang telah dibuang oleh orang-orang yang ter-Barat-kan dan para pengikut sekularisme.
Mereka menginginkan aqidah tanpa syari'ah, agama tanpa negara, kebenaran tanpa kekuatan, perdamaian --penyerahan diri—tanpa perjuangan, tetapi al-Banna, menginginkan Islam sebagai aqidah dan syari'ah, agama dan negara, kebenaran dan kekuatan, perdamaian dan perjuangan, al-Qur'an dan pedang.
Hasan al-Banna, berusaha dengan gigih memberikan penjelasan kepada ummat bahwa politik merupakan bagian dari Islam, dan sesungguhnya kemerdekaan adalah salah satu kewajibannya. Dia juga memberikan perhatian yang besar untuk membentuk generasi muda Muslim yang istiqamah terhadap dirinya, Allah sebagai tujuannya, Islam jalannya, dan Muhammad sebagai teladannya. Generasi yang memahami Islam secara mendalam, memiliki iman yang kuat, menjalin hubungan (silah) yang erat satu sama lain , yang mengamalkan ajaran itu dalam dirinya sendiri, bekerja dan berjuang untuk mencapai kebangkitan Islam, serta berusaha mewujudkan kehidupan yang Islami di masyarakatnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, dia harus menyatukan ummat dan tidak memecah belahnya. Oleh sebab itu, dia tidak memunculkan isu-isu yang dapat memecah belah barisan kaum Muslimin, memecah belah kalimatnya, dan membagi-bagi manusia menjadi berbagai kelompok dan golongan. Untuk itu, dalam pandangannya, ummat Islam harus disatukan dalam satu landasan Islam yang universal.
Dalam catatan hariannya disebutkan bahwa kesadaran untuk itu telah ada sejak masa mudanya, yaitu ketika dia berusia awal dua puluhan. Dia berpendirian bahwa anak-anak ummat dapat disatukan pada landasan aqidah, syari'ah dan akhlak, serta dijauhkan dari perselisihan pendapat pada masalah-masalah furu'iyah yang tidak akan ada habis-habisnya.
Adalah sebuah sudut masjid kecil tempat al-Banna, menyampaikan pelajaran-pelajarannya. Di situlah dia mengatakan,
"Inilah sudut yang kedua, yang dibangun oleh Haji Musthafa sebagai upaya pendekatan dirinya kepada Allah SWT. Di situ para pelajar menimba ilmu pengetahuan, belajar ayat-ayat Allah dan hikmah dengan penuh persaudaraan dan kejernihan hati."
Tidak lama kemudian, tersebarlah ke seluruh pelosok tentang adanya kegiatan belajar tersebut, yang disampaikan antara waktu Maghrib dan Isya'; kemudian setelah itu mereka dapat pergi ke warung kopi, sehingga banyak orang yang hendak mengikutinya. Di antara mereka ada orang-orang yang suka memperdebatkan masalah-masalah khilafiyah, dan perkara-perkara yang dapat menimbulkan fitnah.
"Pada suatu hari saya merasakan adanya sesuatu yang aneh, suasana pertengkaran, keributan, dan perpecahan. Saya melihat para pendengar dalam ceramah yang saya sampaikan telah terpecah menjadi kelompok-kelompok, dan mengambil tempat sendiri-sendiri. Sehingga sebelum saya mulai ceramah, saya dikejutkan oleh satu pertanyaan, 'Bagaimanakah pendapat ustadz tentang tawassul?' Kemudian saya menjawabnya, 'Wahai saudaraku, saya kira Anda tidak hanya ingin bertanya kepadaku tentang masalah itu saja, tetapi Anda hendak bertanya kepadaku tentang masalah shalat, salam setelah adzan, membaca surat al-Kahfi pada hari Jum,at, penggunaan kata sayyid untuk Rasulullah saw dalam tasyahhud, tentang nasib kedua orangtua Nabi saw, di manakah tempat mereka, di surga atau neraka? Dan juga tentang bacaan al-Qur'an yang dikirimkan kepada orang yang meninggal dunia apakah pahalanya sampai kepadanya ataukah tidak? Juga pertemuan yang diadakan oleh para ahli tarikat, apakah itu kemaksiatan ataukah pendekatan kepada Allah SWT? Masalah-masalah khilafiyah ini merupakan penyebar fitnah dan perselisihan pendapat yang sangat dahsyat di antara mereka.' Karenanya, orang yang bertanya itu merasa heran, lalu dia berkata, 'Ya, saya menginginkan jawaban untuk semua pertanyaan itu.'"
Saya berkata kepada orang itu, "Aku bukanlah seorang ulama, akan tetapi aku adalah seorang guru yang terpelajar yang hafal beberapa ayat al-Qur'an, sebagian hadits Nabi saw, hukum-hukum agama yang saya peroleh dari beberapa buku, dan aku berbaik hati mengajarkannya kepada orang banyak. Apabila engkau keluar bersama diriku untuk membicarakan masalah-masalah itu, maka sesungguhnya engkau telah mengeluarkanku dari majelis ini. Dan siapa yang berkata bahwa dia tidak tahu berarti dia telah memberikan fatwa. Jika kamu merasa tertarik terhadap apa yang aku katakan, dan melihat ada kebaikan di dalamnya, maka dengarkanlah apa yang saya sampaikan dengan penuh rasa syukur, dan apabila engkau hendak memperluas lagi pengetahuan itu, maka bertanyalah kepada ulama-ulama selain diriku yang memiliki kelebihan dan spesialisasi. Mereka mungkin dapat memberikan kepuasan yang engkau cari, sedangkan diriku ini tidak lain hanyalah penyampai ilmu pengetahuan. SesungguhnyaAllah tidak akan memberikan beban kepada seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya." Orang itu kemudian merasa terpukul dengan jawaban itu, dan tidak mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang dia sampaikan. Begitulah cara yang sengaja saya lakukan dalam memberikan jawaban kepadanya, dengan berkelakar. Semua orang --atau kebanyakan --yang hadir pada pertemuan itu merasa puas hati dengan adanya penyelesaian seperti itu.
Akan tetapi, saya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Saya berpaling ke arah mereka sambil berkata, "Wahai saudara-saudaraku, aku menyadari sepenuhnya kepada saudara kita yang bertanya itu, dan kebanyakan saudara yang hadir di majelis ini. Menyadari sepenuhnya apa yang ada di balik itu, yaitu untuk mengetahui siapakah guru baru ini dan dari golongan manakah dia? Apakah dia termasuk golongan Syaikh Musa ataukah dari golongan Syaikh Abd al-Sami'? Sesungguhnya pengetahuan tersebut sama sekali tidak akan bermanfaat untuk kamu semua, karena kamu telah bergelimang dalam fitnah selama delapan puluh tahun, dan itu sudah cukup. Pertanyaan-pertanyaan di atas telah diperselisihkan oleh kaum Muslimin selama ratusan tahun dan mereka hingga kini tetap berselisih pendapat. Sesungguhnya Allah akan rela kepada kita apabila kita saling mencintai dan bersatu, dan tidak suka kepada kita apabila berselisih pendapat dan berpecah belah. Saya berharap bahwa kamu semua sekarang ini mau berjanji kepada Allah SWT untuk meninggalkan perkara-perkara tersebut, dan berusaha keras untuk belajar pokok-pokok dan kaidah agama, mengamalkan akhlak, sifat-sifat yang baik, pengarahan yang menyatukan ummat, melakukan perkara-perkara yang difardukan dan disunnahkan kepada kita, dan kita tinggalkan mencari-cari masalah dan memperdalam masalah khilafiyah, sehingga jiwa semua kaum Muslimin menjadi jernih, dengan satu tujuan yang hendak kita capai, yaitu mencari kebenaran dan bukan sekadar mencari kemenangan berpendapat. Dengan cara seperti itu kita dapat belajar bersama-sama dalam suasana penuh rasa cinta, saling percaya, kesatuan dan keikhlasan. Saya juga berharap kamu semua dapat menerima pandangan saya ini, dan berjanji kepada saya untuk melakukan perkara di atas."
"Hendaknya kita tidak keluar dari pelajaran ini kecuali kita masih memegang janji setia antara kita, dan hendaknya kita saling bekerja sama serta berkhidmat untuk Islam yang mulia, menyingkirkan segala bentuk perselisihan pendapat, menghormati pendapat kita masing-masing sehingga Allah memutuskan perkara yang mesti dilaksanakan."
Pelajaran di sudut (zawiyah) masjid itu terus berlangsung dalam suasana yang jauh dari pereselisihan pendapat berkat taufiq dari Allah. Suasana pada majelis itu semakin baik, karena setiap topik dalam pengajian tersebut dikaitkan dengan makna persaudaraan antara orang-orang yang beriman, untuk memantapkan persaudaraan dalam jiwa mereka. Di samping itu, masalah khilafiyah senantiasa ditekankan untuk tidak diperdalam dalam perdebatan di antara mereka. Dengan demikian timbul rasa untuk saling menghormati dan menghargai di antara mereka. Cara seperti itu saya pergunakan sebagai contoh dari para ulama salaf yang shaleh, yang wajib kita tiru dalam memberikan toleransi dan menghormati pendapat yang berbeda di antara kita.
Saya sebutkan satu contoh yang sangat praktis, saya berkata kepada mereka, "Siapakah di antara kamu sekalian yang bermazhab Hanafi?" Kemudian ada salah seorang di antara mereka yang datang kepadaku. Lalu aku berkata lagi, "Siapakah di antara kamu yang bermazhab Syafi'i?" Ada seseorang yang maju kepadaku. Setelah itu aku berkata kepada mereka, "Aku akan shalat dan menjadi imam bagi kedua orang saudara kita ini. Bagaimana kamu membaca surat al-Fatihah wahai pengikut mazhab Hanafi?" Dia menjawab, "Aku diam dan tidak membacanya." Aku bertanya lagi, "Dan bagaimana engkau wahai kawan yang bermazhab Syafi'i?" Dia menjawab, "Aku harus membacanya." Kemudian aku berkata lagi, "Setelah kita selesai shalat, maka bagaimanakah pendapatmu wahai pengikut mazhab Syafi' i tentang shalat yang dilakukan oleh saudaramu yang bermazhab Hanafi?" Dia menjawab, "Batal, karena dia tidak membaca surat al-Fatihah, padahal membaca al-Fatihah termasuk salah satu rukun shalat." Aku bertanya lagi, "Dan bagaimana pula pendapatmu wahai kawan yang bermazhab Hanafi tentang shalat yang dilakukan oleh saudara kita yang bermazhab Syafi'i?" Dia menjawab, "Dia telah melakukan sesuatu yang makruh dan mendekati haram, karena sesungguhnya membaca surat al-Fatihah pada saat seseorang menjadi ma'mum adalah makruh tahrimi." Lalu aku berkata, "Apakah salah seorang di antara kamu berdua memungkiri yang lain?" Kedua orang itu menjawab, "Tidak." Kemudian aku bertanya kepada orang-orang yang hadir di situ, "Apakah kamu memungkiri salah seorang di antara mereka berdua?" Mereka menjawab, "Tidak." Lalu aku berkata, "Subhanallah, kamu semua dapat diam dalam menghadapi masalah seperti ini, padahal ini adalah perkara yang berkaitan dengan batal dan sahnya shalat; pada saat yang sama kamu tidak dapat memberikan toleransi kepada orang yang dalam shalatnya membaca "Allahumma shalli ala Muhammad" atau "Allahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad" dalam tasyahud, serta menjadikannya sebagai bahan perselisihan pendapat yang sangat dahsyat."
Metode seperti itu sangat berkesan, karena mereka dapat mempertimbangkan sikap sebagian orang atas sebagian yang lain, dan mengetahui bahwa agama Allah SWT sangat luas dan mudah, serta tidak ditentukan oleh pendapat satu orang atau satu kelompok. Semua amalan itu ditujukan kepada Allah dan Rasul-Nya, kepada jamaah kaum Muslimin dan imam mereka, kalau mereka dianggap memiliki jamaah dan imam.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ps:
Saya sgt terkesan dgn penegasan imam HAB berkaitan hal2 yang perlu diutamakan. Selain dari masalah2 fiqh dan tauhid yang diperjelaskan, ditegaskan juga masalah kelompok2 baru yang muncul sehingga membuatkan beliau mengambil tindakan paling berhemah untuk menyedarkan masyarakatnya ketika itu, apakah yang mahu ditegakkan islam sebenarnya. Adakah kebaikan dan keaiban suatu kelompok yang dicari-cari? Tetapi Islam sebenarnya yang hendak disampaikan. Kita sebagai ummatan wasathan, umat pertengahan, mencari2 mereka yg belum tahu mengenai Islam. Membuat mereka supaya mendekati agama mereka sendiri. Membuat mereka menyayangi agama mereka sendiri. Bagaimanakah mereka mahu mendekati jika masalah ini yang mereka nampak terlebih dahulu. Dimanakah damai yang mereka akan capai jika perkara ini yang masih dipertikaikan. Jadi penting sekali kita mengambil berat berkenaan hal ini. Mereka sentiasa cuba mendekati kita, tetapi kita membuat mereka takut dengan perkara-perkara seperti itu sehingga langkah mereka semakin berat malah terhenti. Yang lebih buruk apabila mereka tidak mahu langsung mengambil tahu mengenai agama mereka sendiri. Itulah yang terjadi sekarang ini. Mungkin ada yang sedar, mungkin ada yang masih kurang endah mengenainya.
Jadi, manakah yang perlu diutamakan??


Tuesday, March 31, 2009

QURAN

**************************************************************************

Allah says in the Quran, "Let there rise from amongst you group(s) who invite others to the khair(Islam), command the good, and forbid the evil, and they are the ones who are successful." [3:104]

The Messenger (SAW) said:

"Some people will come on the Day of Judgement and their Imaan will be outstanding, it's light will shine from their chests and from their right hands. So it will be said to them, 'Glad tidings for you today, Assalaamu Alaykum and goodness for you, enter into it (Jannah) forever!' So the angels and the Prophets will be jealous of the love of Allah for them."

So the Sahabah asked, ' Who are they O Messenger of Allah?' He (saw) replied, "They are not from us and they are not from you. You are my companions but they are my beloved. They will come after you and will find the book (the Qura'an) made redundant by the people, and a Sunnah which has been killed by them. So they will grab hold of the book and the Sunnah and revive them.

So they will read them and teach them (the Qura'an and the Sunnah) to the people and they will experience in that path a punishment more severe and more ugly than what you (O Sahabah) have experienced.

Indeed, the Imaan of one of them is equivalent to the Imaan of forty of you. The Shaheed of one of them is equivalent to forty of your Shuhadaa'. Because you found a helper towards the truth (the Prophet [saw]) and they will find no helper towards the truth. So they will be surrounded by tyrant rulers in every place, and they will be in the surroundings of Bayt ul-Maqdis (al-Quds). The Nussrah (victorious material support) of Allah will come to them, and they will have the honour of it on their hands."

Then he (saw) said "O Allah give them the Nussrah and make them my close friends in Jannah."

[Musnad of Imam Ahmad - Chain No. 77, Hadith No. 17561]

*************************************************************************************************

Thursday, February 5, 2009

Carilah jodoh beragama



Rasulullah s.a.w pernah bersabda, "Seorang wanita itu dinikahi kerana empat; kerana harta, kerana keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka hendaklah diutamakan yang beragama, nescaya kamu berbahagia."

Hadith ini telah diriwayatkan oleh kedua-kedua Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam kitab sahih mereka serta imam hadis yang lain.

Ada empat nilai dan ciri wanita yang dipilih untuk dijadikan pasangan jodoh bagi lelaki. Meninjau hadis ini, terpantul beberapa pertanyaan di fikiran kita. Antaranya, apakah kaum wanita tidak berhak membuat pilihan yang sama?

Sedangkan al-Quran meletakkan kedudukan lelaki dan wanita itu sama. Dan, beza fizikal serta mental antara mereka itulah yang menyebabkan wujudnya beberapa perbezaan, cara syariat antara mereka.

Timbul persoalan.. apakah wanita tidak memiliki hak yang sama untuk memilih pasangan mereka berdasarkan keempat-empat ciri itu? Contohnya, mereka sendiri berhak memilih lelaki yang berharta, berketurunan baik, kacak dan taat beragama.

Maka, jawapannya..wanita sendiri juga berhak menentukan pilihan jodoh masing-masing kerana daripada segi hak, mereka mempunyai jiwa, perasaan dan citarasa yang sama juga seperti kaum lelaki.

Berharta


Syor supaya menikahi wanita berharta ini, jika tidak ditafsirkan dengan betul-betul akan menyebabkan orang menganggap bahawa lelaki yang tidak berharta (miskin) digalakkan menikahi wanita hartawan. Ini menyebabkan lelaki disifatkan sebagai pengikis harta!

Demikian juga, jika dikatakan, bahawa wanita itu digalakkan untuk menikahi lelaki yang berharta, kelak wanita itu digelar sebagai perempuan yang mengejar kebendaan pula.

Sementara itu, bukankah janda-janda, balu-balu miskin yang tak terbela digalakkan untuk dinikahi untuk membela nasib mereka? Maka, di sini sudah ada percanggahan sikap dan nilai yang dianjurkan oleh Islam itu.

Jadi, apakah tafsiran yang mungkin sesuai ke atas syor Rasulullah ketika menggalakkan lelaki memiliki wanita yang berharta itu?

Atau, apakah tafsiran yang sesuai berhubung galakan dan anjuran supaya wanita memilih kaum Adam yang berharta itu?

Mungkin, tafsiran yang sesuai adalah baik lelaki dan wanita itu perlu mencari pasangan yang tahu mengendalikan harta, membina harta kekayaan dan bukan hanya semata-mata berharta sebelum menjalani kehidupan berumahtangga.

Keturunannya


Adapun keturunan ini pula bukanlah diperhitungkan daripada segi kasta, kebangsawanan, kedudukannya dalam masyarakat. Ia tentulah diperhitungkan daripada segi nasab turunan seseorang yang tidak bercampur dengan penzinaan.

Apa ertinya.. memilih seorang lelaki dan wanita daripada keturunan yang bangsawan tapi mengalir di dalam tubuhnya darah seorang penzina. Timbul pertanyaan lagi. Adakah jika wanita atau lelaki penzina itu telah bertaubat, maka mereka boleh dinikahi?

Maka, dalam hal ini, sekiranya benar-benar terdapat kesan-kesan taubat itu. Dan nikah itu dapat mengelakkan lelaki dan wanita penzina tadi daripada terus berzina maka boleh juga dipertimbangkan untuk menikahi mereka.

Kecantikannya


Kecantikan wanita atau kekacakan seorang pemuda bersifat subjektif. Seseorang melihat wanita yang kurang cantik, mungkin cantik dalam pandangan lelaki lain. Demikian juga seorang lelaki yang kurang kacak dalam pandangan seseorang wanita, mungkin kelihatan kacak dalam pandangan wanita lain.

Maka, memilih yang cantik itu sememangnya naluri semulajadi manusia. Islam itu adalah agama fitrah. Manusia itu, sama ada lelaki atau perempuan, memang sukakan kecantikan. Dan, hal ini tidaklah menyalahi kemanusiaan.

Ada orang melihat kecantikan akhlak, tutur bicara dan sikap akhlak seseorang. Semua ini adalah daya penarik yang akan mengeratkan hubungan kedua-dua pasangan itu.

Agama


Akhirnya nilai agama itulah yang paling penting sekali dan terutama dalam memilih calon pasangan.Tanpa agama, keluarga yang dibina akan hilang pedoman.

Agama pula bukan dilihat semata-mata pada ketinggian ilmu pengajian agama di institusi pengajian tinggi agama. Seseorang yang beragama itu memadailah dilihat daripada sikap mereka yang cuba mengelakkan diri daripada terjebak ke dalam kancah maksiat dan menunaikan kewajipan sebagai seorang Muslim.